Aspek kebahasaan
Islam berasal dari kata Arab "aslama-yuslimu-islaman"
yang secara kebahasaan berarti "menyelamatkan", misal teks "assalamu
alaikum" yang berarti "semoga keselamatan menyertai kalian
semuanya". Islam atau Islaman adalah masdar (kata benda) sebagai
bahasa penunjuk dari fi'il (kata kerja ), yaitu "aslama"
bermakna telah selamat (kata lampau) dan "yuslimu" bermakna
"menyelamatkan" (past continous tense).
Kata triliteral semitik 'S-L-M' menurunkan beberapa istilah
terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan Muslim.
Kesemuanya berakar dari kata Salam
yang berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari Bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk
menerima, menyerah atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh
kepada Tuhan.
Aspek kemanusiaan
Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan
penyerahan diri kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan
menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini
memberikan beberapa maksud dari Al-Qur’an.Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai
kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk
agama) Islam..."Ayat lain menghubungkan Islām dan din
(lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini
telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."Namun masih ada yang lain
yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari
hanya penyataan pengesahan keimanan
Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua
kalimah syahadatain
"dua kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha
illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti
"Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa
Muhammad saw adalah utusan Allah". Esensinya adalah prinsip keesaan Tuhan pengakuan terhadap kenabian Muhammad.
Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian
ini, ia dapat dianggap telah menjadi seorang muslim dalam status sebagai mualaf (orang
yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad
sebagai Nabi terakhir setelah diutusnya Nabi Isa 6 abad sebelumnya. Agama Islam
mempercayai bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan
Muhammad) sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang fundamental.Mereka
tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai
penerus dan pembaharu kepercayaan monoteistik yang diturunkan kepada Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi oleh Tuhan yang sama. Islam
menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen belakangan setelah kepergian para
nabinya telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan
mengubah teks dalam kitab suci, memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun
kedua-duanya.
Umat Islam juga meyakini al-Qur'an yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat
Jibril adalah
sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah 2:2). Di dalam al-Qur'an Allah juga
telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk
beriman dan meyakini kebenaran kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan
sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil dan suhuf para nabi-nabi yang lain)
melalui nabi dan rasul terdahulu sebelum Muhammad.Umat Islam juga percaya bahwa
selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh
manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an
adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna
kitab-kitab sebelumnya.
Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh
seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah satu agama yang sama
dengan (tauhid|satu Tuhan yang sama), dengan
demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni) yang
menjadikannya seorang muslim. Pandangan ini meletakkan Islam
bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai
Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering
direferensikan sebagai Ahli Kitab atau orang-orang yang diberi kitab.
Lima Rukun Islam
Islam
memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk
memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan
Muslim sebagai sebuah komunitas. Tambahan dari Lima Rukun, hukum Islam (syariah) telah membangun
tradisi perintah yang telah menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan
kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktikal seperti
kehalalan, perbankan, jihad dan zakat.
Isi dari
kelima Rukun Islam itu adalah:
- Mengucapkan dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.
- Mendirikan salat wajib lima kali sehari.
- Berpuasa pada bulan Ramadan.
- Membayar zakat.
- Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.
Enam Rukun Iman
- Iman kepada Allah
- Iman kepada malaikat Allah
- Iman kepada Kitab Allāh Al-Qur'an,
- Iman kepada nabi dan rasul Allah
- Iman kepada hari kiamat
- Iman kepada qada dan qadar
Ajaran Islam
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari
empat mazhab yaitu Mazhab Syafi'i, Mazhab
Hanafi, Mazhab
Hambali dan Mazhab
Maliki. Islam adalah agama dominan sepanjang
wilayah Timur Tengah atau negara-negara Arab, juga di sebagian besar Afrika
Utara, Afrika
Barat dan Asia
Selatan serta Asia
Tenggara. Komunitas besar juga ditemui di RRT
yaitu Muslim Hui dan Muslim Xinjiang Uighur, Semenanjung
Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar
komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti
Eropa Barat dan Amerika Serikat. Sekitar 20%
Muslim tinggal di negara-negara
Arab,30% di subbenua
India dan 15.6%
di Indonesia, negara Muslim terbesar berdasar
populasi.
Allah
Konsep Islam
teologikal fundamental ialah tauhid, yaitu kepercayaan tentang keesaan
Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ia Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhid
dituangkan dalam syahadat(pengakuan), yaitu bersaksi:
لا إله إلا
الله محمد رسول الله
Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
— Syahadat
Konsep
tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana di dalam al-Qur'an pada Surah
Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
"Dia-lah
Allah (Tuhan), Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu,
Dia tiada
beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia."
Nama
"Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan
jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur'an
dikatakan:
"(Dia)
Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat."
Allah adalah
Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada
manusia melalui al-Quran :
"Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku"
Pemakaian
kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat Islam percaya bahwa
Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani,
dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran Kristen menyangkut paham Trinitas di mana hal ini dianggap Politeisme.
"Wahai Ahli
Kitab, janganlah
kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah
kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan
Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada
Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan, "Tuhan itu tiga",
berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan
yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan
di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara."
Dalam Islam,
visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini dilarang
karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan
tidak serupa dengan apapun (Asy-Syu'ara' 42:11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99
nama/gelar/julukan Tuhan (asma'ul
husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya
sebagaimana terdapat pada al-Qur'an.
No comments:
Post a Comment